Pemantauan tingkat keasaman air hujan (pH) di Indonesia dilakukan di 31 (tigapuluh satu) stasiun. Pengambilan sampel menggunakan metode Wet Deposition dan Wet & Dry Deposition dengan alat Automatic Rain Water Sampler (ARWS). Analisis sampel air hujan dilakukan di laboratorium kualitas udara BMKG dengan menggunakan alat ion chromatograph.
Pada bulan Agustus 2010, jumlah sampel air hujan yang diterima di Laboratorium Kualitas Udara berasal dari 13 (tigabelas) stasiun pengamatan hujan di Indonesia.
Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat keasaman (pH) air hujan di 10 (sepuluh) kota (Banjarbaru-Banjarmasin, BMKG Jakarta, Branti-Lampung, Cisarua-Bogor, Darmaga-Bogor, Kayuwatu-Manado, Maros-Makasar, Patimura-Ambon, Sampali-Medan, dan Samratulangi-manado) berada dibawah Nilai Ambang Batas (NAB) pH air hujan normal sebesar 5,6. Kondisi ini menunjukkan bahwa hujan yang turun di 10 (sepuluh) kota tersebut bersifat asam.
Tingkat keasaman air hujan di 3 (tiga) kota lainnya (Angkasa Pura-Jayapura, Pulau Baai-Bengkulu, dan Temindung) menunjukkan nilai pH air hujan berada diatas Nilai Ambang Batas (pH = 5,6).
Secara lebih rinci, hasil analisis pH air hujan dapat dilihat pada grafik dibawah ini: